Selasa, 03 Maret 2015

Harga Beras Berangsur Turun

Pemkot Tetap Lanjutkan Operasi Pasar

SURABAYA – Harga beras yang sempat melambung hingga Rp 11 ribu per kilogram (kg) berangsur turun dalam dua hari terakhir. Seorang pedagang beras di Bendul Merisi, Sa’ad, menuturkan bahwa kondisi itu terjadi karena pasokan yang datang lebih lancar daripada biasanya. Beberapa daerah seperti Lamongan juga mulai panen padi. ”Kabar yang saya dapat, sepekan lagi Madiun juga panen. Kalau sudah begitu, pasti turun lebih drastis,” ujar dia saat ditemui Senin (2/3).
Sa’ad mengungkapkan, operasi pasar yang digelar pemerintah juga punya efek langsung terhadap harga beras. Operasi itu membuat permintaan semakin terkendali. Dengan begitu, harga beras tidak merangkak naik terus. ”Mungkin karena dari banyak operasi pasar, turunnya juga lumayan,” imbuhnya.
Di tokonya, dia menjual beras dengan kualitas paling rendah seharga Rp 235 ribu per 25 kg atau Rp 9.400 tiap kg. Beras dengan jenis yang sama sepekan lalu dia jual Rp 9.800 per kg. Pada kondisi normal, harganya hanya Rp 7.400. Sedangkan beras dengan kualitas paling bagus dihargai Rp 260 ribu per 25 kg. Itu harga yang bertahan sejak dua hari lalu. Sebelumnya, kisaran harganya Rp 205 ribu.
Sa’ad menuturkan, penurunan harga beras kualitas bagus memang tidak bisa serta-merta banyak. Penurunannya lebih lambat daripada beras dengan kualitas menengah ke bawah. ”Maklum, yang mahal punya konsumen tersendiri. Ketersediaannya juga lebih sedikit,” imbuhnya.
Meskipun harga beras berangsur turun, Pemkot Surabaya tetap melanjutkan operasi pasar di kantong-kantong perkampungan padat penduduk. Pemkot menargetkan harga beras harus kembali seperti sediakala, sebelum ada kenaikan. Baru setelah itu, operasi pasar dihentikan. ”Kalau sebelumnya naik seribu, ya harus turun sebanyak itu atau paling tidak mendekati,” ujar Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Surabaya Widodo Suryantoro kemarin.
Sesuai dengan rencana, operasi pasar yang digelar disperdagin berlangsung sampai Jumat (6/3). Bila belum sesuai target, mereka melanjutkan operasi pasar di kelurahan lain, di luar sepuluh kelurahan yang telah ditunjuk. Lokasinya tentu di kawasan padat penduduk dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah.
Pemkot juga mengantisipasi potensi perubahan harga pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) seperti premium dari Rp 6.700 menjadi Rp 6.900. Dikhawatirkan kenaikan itu juga memicu kenaikan harga komoditas utama.
Sementara itu, Polrestabes Surabaya juga merespons kenaikan harga beras dan potensi penimbunan beras oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab. Kemarin polisi mendatangi pedagang beras di Jalan Karang Tembok. Inspeksi mendadak (sidak) yang dipimpin Wakasatbinmas Kompol Mujito itu mendatangi Toko Tugu Buaya. ”Selama ini, banyak masyarakat yang resah karena beli beras di atas harga yang ditetapkan,” terang Mujito.
Sidak dimulai sekitar pukul 11.00. Semua karung yang masih disimpan di dalam gudang tak luput dari pemeriksaan petugas. Pemiliknya kooperatif saat polisi memeriksa barang dagangan tersebut.
Selain mengawasi harga, polisi memeriksa kualitas beras-beras tersebut. Korps berseragam cokelat itu khawatir penjual berbuat curang dengan mengoplos beras yang berkualitas jelek. Polisi juga sempat bertanya kepada beberapa pembeli terkait dengan keluhan mereka. Saat ini rata-rata pembeli sudah tidak mempermasalahkan harga beras yang dijual di toko itu. Informasi yang diterima dari para distributor, stok beras seminggu ke depan akan berlimpah. Sebab, panen raya segera terjadi. ”Minggu depan ada kiriman beras dari Lamongan,” imbuh Mujito.
Sementara itu, Kasubbaghumas Polrestabes Surabaya Kompol Widjanarko menambahkan, bila mendapati penjual atau distributor yangmbeling, warga bisa langsung melapor kepada polisi. Pihaknya akan menindak tegas para pedagang tersebut bila benar-benar ditemukan kecurangan. ”Kami terima pengaduan dari masyarakat,” jelasnya. (jpc)

TNI Amankan Penuh Duo Bali Nine


DENPASAR – Dua terpidana mati Bali Nine, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, lebih banyak diam saat dikunjungi Kajati Bali Momock Bambang Sumiarso dan Wakil Gubernur Ketut Sudikerta Senin sore (2/3). Selain mengecek kesehatan keduanya, Sudikerta melakukan persembahyangan di Lapas Kerobokan.
”Kami mengunjungi lapas untuk membesuk keduanya dan untuk persiapan pemindahan juga. Mereka sejauh ini dalam kondisi baik-baik saja. Keduanya (Duo Bali Nine, Red) lebih banyak diam. Kecuali saat ditanya baru menjawab. Tidak ada omongan mengenai pemindahan tersebut. Hanya membicarakan persiapan pemindahan. Sampai sejauh ini, kami masih menunggu perintah dari pusat,” tutur Kajati kepada awak media.
Sementara itu, Julia McMahon, kuasa hukum dua terpidana mati tersebut, mengatakan bahwa sampai sejauh ini pihaknya belum mengetahui waktu kedua kliennya akan dipindahkan.
Upaya eksekusi mati tersebut tidak berkaitan dengan masalah kedaulatan negara. ”Ini merupakan kombinasi dari berbagai hal. Salah satunya dengan menghormati proses hukum yang berlaku di negara ini,” paparnya di Lapas Kerobokan.
Kalapas Kerobokan Kelas II-A Sudjonggo membantah bahwa pertemuan tersebut membahas koordinasi pemindahan. ”Masak koordinasi dengan Myuran dan Chan. Kajati dan Wagub hanya mengobrol, bercanda. Menanyakan aktivitas keduanya. Mereka tidak tanya kapan akan dipindahkan,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya melakukan persembahyangan di pura di Lapas Kerobokan. ”Terkait dengan kapan dan jam berapa dipindahkan, kami belum tahu,” ujar Sujonggo.
Pantauan koran ini, ibu Myuran Sukumaran, yakni Raji Sukumaran, terlihat memasuki Lapas Kerobokan pada pagi Senin (2/3). Beberapa menit kemudian, Michael Chan, kakak Andrew Chan, datang ke lapas untuk kali kedua setelah sempat keluar sekitar pukul 12.30. Namun, saat ditanya awak media, keduanya bungkam.
Sementara itu, anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrat Putu Sudiartana menjelaskan, pengerahan sejumlah alutsista TNI dalam kasus Bali Nine adalah hal yang wajar. Menurut dia, pengerahan tersebut memiliki alasan.
”Itu sedikit memanas (hubungan Australia dan Indonesia, Red). Tentu saja berdasar data intelijen baik nasional maupun internasional, memang perlu mengerahkan berbagai peralatan yang ada,” jelasnya.
”Ini semua untuk menjaga keamanan Pulau Bali dan demi martabat bangsa di mata dunia. Kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia tidak main-main dalam penegakan hukum,” tambahnya.
Seperti diketahui, sejumlah peralatan tempur ikut dikerahkan ke Bali untuk menjaga pemindahan duo terpidana mati Bali Nine. Fakta di lapangan menunjukkan, saat ini ada tiga pesawat tempur, yaitu Sukhoi, F-16, CN-295,yang selalu siaga di Base Ops Lanud Ngurah Rai Bali. Belum lagi, TNI dari Kodam IX/Udayana akan mengerahkan dua panser anoa lengkap dengan pasukan dari Raider dan kavaleri.
Sementara itu, Polda Bali akan mengerahkan dua mobil barakuda serta berbagai kendaraan penunjang lainnya. Setiap personel pengamanan, baik dari polda maupun kodam, membawa senjata lengkap. ”Pemerintah tidak sembarangan mengerahkan berbagai senjata. Karena kalau sudah dikerahkan, pasti ada indikasi ke arah sana,”tuturnya.
Menurut Sudiartana, selama ini ada kesan bahwa eksekusi itu ditunda-tunda atau diulur-ulur. ”Itu bukan diulur-ulur, melainkan segala sesuatu harus dipersiapkan dengan baik. Indonesia tidak terpengaruh diplomasi yang merongrong kedaulatan bangsa,” imbuhnya. (jpc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar