LANGKAH TREBEL
(2) Chelsea vs Tottenham Hotspur (0)
LONDON - Chelsea sukses meraih gelar perdana musim ini dini hari kemarin. The Blues membungkam Tottenham Hotspur 2-0 pada final Piala Liga Inggris alias Capital One Cup di Wembley.
Kapten Chelsea John Terry membuka kemenangan Chelsea pada menit terakhir injury time. Bek tengah berusia 34 tahun tersebut memanfaatkan tendangan bebas Willian yang mental ke badan Kurt Zouma. Berada di saat yang tepat, Terry menceploskan bola gawang Hugo Lloris. Terry bermain dalam 15 final sepanjang kariernya bersama Chelsea. Namun inilah untuk kali pertama dia mencetak gol pada partai puncak. Pada babak kedua, striker Diego Costa menggandakan kemenangan Chelsea. Lewat sebuah serangan balik cepat, Costa meneruskan umpan Cesc Fabregas lewat sebuah tendangan sangat keras. Tembakan tersebut sempat membentur kaki full back kanan Kyle Walker dan akhirnya berbelok arah. Inilah gelar pertama Manajer Chelsea Jose Mourinho dalam 941 hari terakhir. Manajer kelahiran Setubal, Portugal tersebut terakhir menjadi kampiun saat membawa Real menjadi juara Supercopa de Espana pada 2012 lalu. Bagi Mou, inilah rentang waktu terpanjang dalam karier profesionalnya sebagai pelatih tanpa mendapatkan satupun gelar juara. Ini adalah gelar perdananya dalam termin kedua kepelatihannya bersama Chelsea. Total, pelatih yang menjuluki dirinya The Special One tersebut mengoleksi enam gelar utama bersama Chelsea. Antara lain tiga gelar Piala Liga, dua Premier League, dan satu Piala FA. "Strategi pemain saya sangat fantastis. Saya punya konsep yang jelas bagaimana bermain pada babak final. Tidak setiap hari kami bermain di final. Dan kami bermain untuk menang," ucap Mourinho sebagaimana dilansir Sky Sports. "Kami memiliki tim dengan keseimbangan yang luar biasa. Kami punya gelandang yang sangat kompak. Kami menekan mereka dengan sangat baik," tandas pelatih yang meraih dua gelar Liga Champions bersama FC Porto dan Inter Milan itu. Kemenangan melawan Spurs ini bisa jadi menjadi balas dendam Chelsea setelah kekalahan pada final Piala Liga pada 2008. Ketika itu, Chelsea kalah dengan skor 1-2. Mourinho memang sangat berhati-hati dalam memilih skuadnya pada final kemarin. Dengan absennya holding midfielder utama Nemanja Matic, Mou memilih mendorong Kurt Zouma yang aslinya adalah bek tengah menjadi gelandang bertahan. Pemain asal Prancis berusia 20 tahun itu tampil solid saat berdampingan dengan Fabregas dan Ramires. Mou juga melakukan kejutan dengan memasang Petr Cech sebagai penjaga gawang utama, menggusur Thibaut Courtois. Spurs sendiri melakukan tujuh pergantian pemain pada susunan starternya, berbeda saat mereka kalah 0-2 melawan Fiorentina pada leg kedua babak 32 besar Europa League di Artemio Franchi. The Lillywhites -- julukan lain Spurs -- bermain baik dengan menguasai bola sebanyak 63 persen. Namun, permainan Harry Kane dkk tidak efisien. Satu peluang bagus juga terbuang percuma ketika tendangan bebas Christian Eriksen hanya membentur mistar gawang pada menit ke-10. Manajer Spurs Mauricio Pochettino mengakui bahwa timnya kalah kelas melawan Chelsea. Bagi dia, timnya tidak berpengalaman bermain dalam intensitas yang tinggi seperti final kemarin. Kemenangan dengan skor 5-3 pada pertemuan di Premier League, Januari lalu juga ternyata tidak berarti banyak. "Chelsea adalah salah satu tim terbaik di dunia. Mereka memiliki banyak pemain bagus. Saya kecewa karena tidak bisa memberikan kepuasan kepada penggemar. Namun kami melakukan langkah raksasa dengan mencapai babak puncak," ucap pria asal Argentina tersebut kepada BBC. "Kondisi ini memang berat. Namun kami harus melihat ke depan. Ini adalah langkah pertama dalam tim ini. Kami sangat kuat dan menunjukkan karakter dan personaliti yang sangat kuat," imbuh pria berusia 43 tahun tersebut. Saat ini, konsentrasi Spurs adalah menembus empat besar, lolos ke Liga Champions. Posisi Lloris dkk adalah di peringkat tujuh selisih enam poin dari Manchester United yang berada di ranking empat. Namun, Spurs masih menyisakan satu laga. Tersungkur di Jerman
ASA Indonesia untuk meraih gelar di turnamen bulu tangkis German Open Grand Prix Gold 2015 gagal total. Dua wakil yang tampil di final tunggal putra dan ganda putri, harus terjungkal di partai final. Dionysius Hayom Rumbaka tak mampu berbuat banyak saat bertemu favorit juara, Jan O Jorgensen asal Denmark. Dia langsung takluk dengan mudah dalam straight game, 12-21, 13-21.
Bukan hanya kalah mudah, lawan juga tak membutuhkan waktu lama untuk memastikan gelar. Hayom hanya diberi kesempatan 31 menit berada di lapangan. "Hari ini saya tidak bermain dengan baik. Lawan seperti bisa membaca semua gerakan saya. Jujur, saya dari awal berada di bawah tekanan lawan. Beda dengan permainan terbaik saya di semifinal," ungkapnya. GANDA GAGAL Keberhasilan di Austria International Challenge ternyata tak berlanjut di German Open Grand Prix Gold. Gelar ganda putri yang terlihat di depan mata, akhirnya melayang. Pasangan Della Destiara/Rosyita Eka Putri antiklimaks di partai puncak. Melawan unggulan empat asal Denmark, Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl, mereka takluk 21-18, 17-21, dan 21-9. Meski kalah, Della/Rosyita mengaku kaget juga. Sebab, mereka tak menyangka bisa terus melaju sampai ke laga final. "Bisa sampai ke final sebenarnya enggak nyangka. Kami senang dengan capaian ini, tapi kami nggak puas dengan permainan kami," ungkapnya Menurut dia, pasangan Denmark tersebut memang masih di atas mereka secara pengalaman. Terbukti, meski sempat membalas kekalahan di game kedua, Della/Rosyita akhirnya kembali tertekan digame ketiga. "Kami masih sering salah sendiri kalau tertekan. Ke depan harus bisa meningkatkan konsentrasi kalau sampai ketat seperti tadi, sampai rubber game," tandas Della. |
Selasa, 03 Maret 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar